Bahasa Daerah Terancam Punah Indonesia dikenal sebagai negara kepulauan dengan keberagaman luar biasa, termasuk dalam hal bahasa. Dari Sabang sampai Merauke, lebih dari 700 bahasa daerah digunakan oleh masyarakat untuk berkomunikasi sehari-hari. Namun, seiring perkembangan zaman dan dominasi bahasa nasional maupun global, banyak bahasa daerah yang kini berada di ambang kepunahan. Fenomena inilah yang memicu kekhawatiran banyak pihak karena bahasa merupakan identitas budaya yang sangat vital.
Dalam menghadapi situasi di mana bahasa daerah terancam punah, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, yang berada di bawah Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), meluncurkan program revitalisasi bahasa daerah secara nasional. Melalui gerakan masif ini, sebanyak 120 bahasa daerah di seluruh Indonesia menjadi target utama untuk diselamatkan dari kepunahan.
Artikel ini akan membahas secara mendalam ancaman punahnya bahasa daerah di Indonesia, upaya konkret yang dilakukan pemerintah, serta bagaimana masyarakat bisa turut ambil bagian dalam pelestarian warisan budaya yang tak ternilai ini.
Mengapa Bahasa Daerah Terancam Punah?
Bahasa daerah memiliki peran penting dalam membentuk identitas lokal, menyimpan nilai-nilai budaya, dan menjadi alat komunikasi yang khas di tengah masyarakat. Namun, ada sejumlah faktor yang menyebabkan bahasa daerah terancam punah secara signifikan dalam beberapa dekade terakhir.
Pertama, arus globalisasi yang semakin deras membuat masyarakat lebih memilih menggunakan bahasa Indonesia atau bahasa asing seperti Inggris untuk alasan praktis, ekonomi, dan prestise. Bahasa daerah dianggap kurang berguna dalam konteks modernisasi, sehingga generasi muda cenderung tidak lagi mempelajarinya.
Kedua, migrasi penduduk dari daerah ke kota besar mengurangi intensitas penggunaan Mading Online bahasa lokal. Di wilayah urban, penggunaan bahasa nasional menjadi standar, sementara bahasa ibu mulai ditinggalkan.
Ketiga, kurangnya dukungan pendidikan formal terhadap bahasa daerah turut mempercepat proses kepunahan. Banyak sekolah yang tidak lagi mengajarkan bahasa lokal, sehingga anak-anak tumbuh tanpa mengenalnya.
Laporan dari UNESCO menyatakan bahwa dari sekitar 700 lebih bahasa daerah di Indonesia, lebih dari separuh masuk dalam kategori terancam punah. Artinya, bahasa tersebut hanya dituturkan oleh kelompok usia tua dan tidak lagi diwariskan kepada generasi muda.
Peran Strategis Badan Bahasa dalam Revitalisasi
Melihat kondisi yang mengkhawatirkan ini, Badan Bahasa meluncurkan program Revitalisasi Bahasa Daerah yang menyasar 120 bahasa prioritas. Program ini dijalankan dalam bentuk pelatihan, pengajaran, dokumentasi, dan pengembangan media pembelajaran.
Revitalisasi dilakukan dengan pendekatan kolaboratif, melibatkan pemerintah daerah, tokoh adat, komunitas, serta dunia pendidikan. Tujuannya adalah agar bahasa daerah kembali dipelajari dan digunakan dalam kehidupan sehari-hari, terutama oleh anak-anak dan remaja sebagai pewaris budaya.
Salah satu strategi penting dalam program ini adalah pelaksanaan Sekolah Berbahasa Daerah. Melalui sekolah-sekolah ini, anak-anak diajak untuk belajar dan berlatih bahasa daerah dengan metode yang menyenangkan, seperti cerita rakyat, lagu, permainan tradisional, dan drama bahasa lokal.
Selain itu, kegiatan dokumentasi dilakukan untuk merekam kosakata, tata bahasa, serta cerita-cerita dalam bahasa daerah agar bisa dijadikan bahan ajar dan arsip budaya.
Daftar Bahasa Daerah yang Menjadi Prioritas

Program revitalisasi yang dicanangkan Badan Bahasa menargetkan bahasa-bahasa yang berada dalam kondisi kritis atau hampir punah. Contohnya:
-
Bahasa Mamuju di Sulawesi Barat
-
Bahasa Tobelo di Maluku Utara
-
Bahasa Kemak di Nusa Tenggara Timur
-
Bahasa Gayo di Aceh
-
Bahasa Osing di Banyuwangi, Jawa Timur
Masing-masing bahasa memiliki konteks dan nilai budaya tersendiri. Oleh karena itu, penanganannya juga disesuaikan dengan kondisi sosial, geografis, dan historis masyarakat penuturnya.
Pemilihan 120 bahasa ini tidak sembarangan. Badan Bahasa melakukan pemetaan melalui kajian linguistik yang melibatkan para peneliti bahasa dari berbagai universitas di Indonesia. Hasil kajian inilah yang menjadi dasar untuk menentukan urgensi tindakan pelestarian.
Dampak Hilangnya Bahasa Daerah terhadap Budaya Bangsa
Kepunahan bahasa daerah bukan hanya hilangnya alat komunikasi, tetapi juga hilangnya identitas budaya. Setiap bahasa menyimpan kearifan lokal, cara berpikir, dan pandangan hidup masyarakat yang menuturkannya. Jika bahasa daerah terancam punah, maka cerita rakyat, peribahasa, upacara adat, dan tradisi lisan lainnya juga ikut lenyap.
Misalnya, dalam bahasa Toraja terdapat istilah khusus untuk setiap tahap dalam proses pemakaman adat, yang tidak bisa diterjemahkan secara langsung ke dalam bahasa Indonesia. Begitu pula dalam bahasa Minangkabau, banyak petuah dan nilai adat yang hanya bisa dimaknai dalam konteks bahasa aslinya.
Dengan punahnya bahasa-bahasa ini, maka generasi muda akan kehilangan akses terhadap pengetahuan budaya leluhur. Proses pewarisan budaya pun akan terputus, dan identitas lokal terancam melebur tanpa jejak.
Tantangan dalam Pelestarian Bahasa Daerah
Walaupun program revitalisasi bahasa daerah telah dijalankan, tantangan di lapangan masih sangat besar. Salah satu tantangan utama adalah kurangnya minat dari generasi muda untuk mempelajari bahasa ibu mereka.
Banyak anak muda yang menganggap bahasa daerah kuno, tidak keren, atau tidak berguna untuk masa depan. Di sisi lain, belum semua guru atau tenaga pengajar memiliki kompetensi dan materi ajar yang cukup untuk mengajarkan bahasa lokal secara efektif.
Tantangan lainnya adalah ketergantungan pada teknologi yang didominasi oleh bahasa nasional dan internasional. Media sosial, game, film, dan musik yang dikonsumsi anak-anak sebagian besar menggunakan bahasa Indonesia atau bahasa asing, sehingga bahasa lokal makin tersisih.
Maka dari itu, pelestarian bahasa daerah tidak bisa dilakukan oleh pemerintah saja. Perlu keterlibatan aktif dari keluarga, sekolah, komunitas budaya, dan media massa untuk menjadikan bahasa daerah sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari.
Strategi Inovatif untuk Menyelamatkan Bahasa Daerah
Untuk menjawab tantangan ini, berbagai inovasi dikembangkan agar pelestarian bahasa daerah lebih relevan dengan zaman. Beberapa di antaranya:
-
Digitalisasi Bahasa Daerah
Badan Bahasa mendorong pengembangan aplikasi belajar bahasa daerah, kamus digital, dan platform video edukatif. Dengan demikian, anak-anak bisa belajar lewat media yang mereka sukai. -
Konten Kreatif Berbahasa Daerah
YouTuber, kreator konten, dan seniman lokal didorong untuk membuat konten dalam bahasa daerah mereka. Lagu, vlog, atau sketsa komedi dalam bahasa lokal terbukti efektif dalam meningkatkan daya tarik generasi muda. -
Festival dan Lomba Bahasa Daerah
Event seperti lomba berpantun, pidato, drama tradisional, atau membaca puisi dalam bahasa daerah diadakan secara rutin untuk meningkatkan partisipasi anak-anak dan remaja. -
Kolaborasi dengan Influencer Lokal
Influencer di daerah yang memiliki banyak pengikut diajak untuk mempromosikan penggunaan bahasa daerah dalam aktivitas mereka sehari-hari, baik di media sosial maupun acara publik.
Kesimpulan: Bahasa Daerah Adalah Aset Bangsa
Melestarikan bahasa daerah adalah bentuk kecintaan terhadap Indonesia yang beragam. Ketika bahasa daerah terancam punah, itu artinya kita sedang kehilangan bagian penting dari jati diri bangsa.
Upaya Badan Bahasa melalui revitalisasi 120 bahasa daerah patut didukung dan diapresiasi. Namun lebih dari itu, kesadaran kolektif masyarakat adalah kunci keberhasilan pelestarian ini. Setiap keluarga bisa memulai dari rumah dengan mengajarkan anak-anak bahasa ibu mereka. Sekolah bisa menjadikannya sebagai bagian dari pembelajaran yang menyenangkan. Komunitas bisa menghidupkannya kembali dalam kegiatan budaya.
Bahasa bukan sekadar alat bicara. Ia adalah jiwa sebuah bangsa. Mari kita jaga dan wariskan bahasa daerah kita untuk masa depan yang lebih kaya budaya, lebih kuat identitas, dan lebih berdaulat secara linguistik.
Baca Juga Artikel Berikut: Pronunciation Bahasa Inggris: Panduan Cepat dan Jelas

