Kongres Pemuda Kedua

Kongres Pemuda Kedua: Lahirnya Indonesia dalam Satu Sumpah

Kongres Pemuda Kedua yang berlangsung pada 27-28 Oktober 1928 menjadi titik balik dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia. Dalam kongres ini, para pemuda dari berbagai suku, daerah, dan organisasi kepemudaan bersatu dalam satu tekad: menyatukan Nusantara dalam satu bangsa, satu tanah air, dan satu bahasa, yaitu Indonesia.

Ikrar yang dihasilkan dalam kongres ini kemudian dikenal sebagai Sumpah Pemuda, yang menjadi dasar bagi perjuangan kemerdekaan Indonesia. Dengan semangat persatuan, para pemuda menegaskan bahwa perjuangan melawan penjajahan tidak bisa dilakukan secara terpisah-pisah, tetapi harus dalam satu kekuatan nasional.

Bagaimana perjalanan Kongres Pemuda Kedua hingga menghasilkan sumpah yang mengubah sejarah Indonesia? Artikel ini akan membahas latar belakang, jalannya kongres, isi Sumpah Pemuda, serta dampak yang dihasilkan bagi bangsa Indonesia.

Latar Belakang Kongres Pemuda Kedua

Sugondo Djojopuspito Ketua Panitia, Kongres Pemuda Kedua 1928 di Jakarta  Lahirkan Sumpah Pemuda - Radar Purworejo

Sebelum tahun 1928, perjuangan rakyat Indonesia melawan kolonialisme masih bersifat kedaerahan. Berbagai perlawanan terhadap penjajah sering kali terjadi di wilayah-wilayah tertentu, tetapi tidak memiliki kesadaran nasional yang kuat.

Namun, menjelang awal abad ke-20, semangat kebangsaan mulai tumbuh. Beberapa faktor yang mendorong kesadaran ini antara lain:

1. Lahirnya Organisasi Pergerakan Nasional

Sejak berdirinya Budi Utomo pada 1908, organisasi-organisasi nasional mulai bermunculan dan menggalang kesadaran kebangsaan. Beberapa organisasi Kongres Pemuda Kedua yang aktif saat itu adalah:

  • Jong Java (1915)
  • Jong Sumatranen Bond (1917)
  • Jong Ambon
  • Jong Celebes
  • Jong Batak
  • Jong Islamieten Bond

Meskipun awalnya masih bersifat kedaerahan, organisasi-organisasi ini kemudian menyadari pentingnya persatuan dalam satu bangsa yang sama, yaitu Indonesia.

2. Kongres Pemuda Pertama (1926) yang Masih Belum Solid

Pada Kongres Pemuda Pertama tahun 1926, semangat persatuan sudah mulai tumbuh, tetapi belum mencapai kesepakatan konkret. Masing-masing organisasi masih mempertahankan identitas daerahnya, sehingga belum terjalin satu kesatuan yang kuat.

Dua tahun setelahnya, para pemuda kembali menggelar Kongres Pemuda Kedua, kali ini dengan tekad yang lebih besar untuk menyatukan visi perjuangan nasional.

Jalannya Kongres Pemuda Kedua

Kongres Pemuda Kedua berlangsung selama dua hari, yaitu pada 27-28 Oktober 1928 di Jakarta. Kongres ini dihadiri oleh perwakilan dari berbagai organisasi kepemudaan yang ada di Indonesia.

Hari Pertama Kongres Pemuda Kedua: 27 Oktober 1928

Lokasi: Gedung Katholieke Jongenlingen Bond (KJB), Lapangan Banteng, Jakarta

  • Sugondo Djojopuspito, ketua kongres, membuka acara dengan menekankan pentingnya persatuan dan kesatuan bangsa.
  • Muhammad Yamin menyampaikan gagasan bahwa persatuan dapat diperkuat melalui kesamaan sejarah, budaya, bahasa, dan pendidikan.
  • Para pemuda mulai berdiskusi tentang pentingnya membangun satu bangsa yang bersatu.

Hari Kedua Kongres Pemuda Kedua: 28 Oktober 1928

Lokasi: Gedung Oost-Java Bioscoop

  • Diskusi berlanjut mengenai bahasa persatuan, dan muncul gagasan bahwa bahasa Melayu dapat menjadi bahasa nasional karena telah digunakan secara luas di berbagai daerah.
  • W.R. Soepratman memperkenalkan lagu “Indonesia Raya”, yang kemudian menjadi lagu kebangsaan Indonesia.
  • Kongres ditutup dengan deklarasi Sumpah Pemuda, yang menjadi tonggak sejarah persatuan bangsa.

Isi Sumpah Pemuda

Sumpah Pemuda merupakan hasil utama dari Kongres Pemuda Kedua. Ikrar ini menyatakan tiga hal penting, yaitu:

Pertama:
Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah Indonesia.

Kedua:
Kami putra dan putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia.

Ketiga:
Kami putra dan putri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.

Dengan ikrar ini, para pemuda menegaskan identitas nasional yang melampaui batas-batas daerah dan etnis.

Dampak Kongres Pemuda Kedua dan Sumpah Pemuda

Lima Perbedaan Kongres Pemuda Indonesia Pertama dan Kongres Pemuda  Indonesia Kedua, Apa Saja?

1. Memperkuat Semangat Persatuan Nasional

Setelah Kongres Pemuda Kedua, semangat persatuan semakin kuat. Perjuangan melawan penjajahan tidak lagi dilakukan secara terpisah-pisah, tetapi menjadi satu gerakan nasional.

2. Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Persatuan

Keputusan untuk menjadikan Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan menjadi langkah penting dalam membangun identitas bangsa. Bahasa ini kemudian digunakan dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam pendidikan pengetahuan dan administrasi pemerintahan.

3. Mendorong Perjuangan Kemerdekaan

Semangat persatuan yang lahir dari Sumpah Pemuda menjadi modal utama dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia. Akhirnya, pada 17 Agustus 1945, Indonesia berhasil memproklamasikan kemerdekaannya.

4. Warisan Sejarah bagi Generasi Muda

Sumpah Pemuda tetap menjadi inspirasi bagi generasi muda dalam menghadapi berbagai tantangan bangsa. Nilai-nilai yang terkandung dalam ikrar ini mengajarkan bahwa persatuan adalah kekuatan utama dalam membangun bangsa yang lebih maju dan berdaulat.

Relevansi Kongres Pemuda Kedua di Era Modern

Meskipun Sumpah Pemuda terjadi hampir satu abad yang lalu, nilai-nilainya tetap relevan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara saat ini.

1. Menjaga Persatuan dalam Keberagaman

Indonesia memiliki lebih dari 1.300 suku bangsa dan 700 bahasa daerah. Dalam era globalisasi, tantangan utama adalah bagaimana menjaga persatuan di tengah keberagaman ini.

2. Melawan Hoaks dan Polarisasi Politik

Kemajuan teknologi membuat informasi menyebar dengan cepat. Sayangnya, hoaks dan ujaran kebencian sering kali digunakan untuk memecah belah bangsa. Semangat Sumpah Pemuda dapat dijadikan pedoman untuk mengutamakan persatuan dan berpikir kritis dalam menerima informasi.

3. Meningkatkan Rasa Cinta Tanah Air

Sumpah Pemuda mengajarkan bahwa cinta tanah air bukan hanya slogan, tetapi harus diwujudkan dalam tindakan nyata. Generasi muda dapat berkontribusi dengan berbagai cara, seperti mengembangkan kreativitas, memperjuangkan pendidikan, serta menjaga nilai-nilai budaya Indonesia.

Kesimpulan Kongres Pemuda Kedua

Kongres Pemuda Kedua dan Sumpah Pemuda 1928 adalah peristiwa bersejarah yang menjadi fondasi utama bagi lahirnya bangsa Indonesia. Dengan semangat persatuan, para pemuda dari berbagai latar belakang berhasil menyatukan tekad untuk membangun Indonesia sebagai satu bangsa, satu tanah air, dan satu bahasa.

Meskipun zaman telah berubah, nilai-nilai yang terkandung dalam Sumpah Pemuda tetap harus dijaga. Generasi muda memiliki tanggung jawab besar untuk mempertahankan persatuan, menjunjung tinggi bahasa Indonesia, serta terus berkontribusi dalam membangun bangsa yang lebih maju dan sejahtera. Dengan semangat yang sama seperti para pemuda 1928, Indonesia akan terus melangkah menuju masa depan yang lebih baik.

Misteri Indonesia satu ini wajib kalian tau: Supersemar 1966: Surat Sakti yang Mengakhiri Era Soekarno

Author

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *