Supersemar 1966

Supersemar 1966: Surat Sakti yang Mengakhiri Era Soekarno

Supersemar 1966 (Surat Perintah 11 Maret 1966) adalah salah satu dokumen paling kontroversial dalam sejarah politik Indonesia. Surat ini menjadi titik balik yang menandai berakhirnya era Presiden Soekarno dan munculnya kekuasaan Orde Baru di bawah Jenderal Soeharto.

Meskipun tujuan dan isi sebenarnya dari Supersemar masih diperdebatkan, dokumen ini memberikan kewenangan kepada Soeharto untuk mengambil tindakan guna mengendalikan situasi politik pasca Gerakan 30 September 1965 (G30S/PKI). Dengan Supersemar, Soeharto segera membubarkan Partai Komunis Indonesia (PKI), menangkap para pendukung Soekarno, dan secara bertahap mengambil alih kekuasaan dari presiden pertama Indonesia tersebut.

Artikel ini akan mengulas latar belakang, isi, dampak, serta kontroversi seputar Supersemar yang menjadi langkah awal berdirinya Orde Baru.

Latar Belakang Supersemar

Memahami Supersemar โ€“ DW โ€“ 10.03.2023

Pada awal tahun 1966, kondisi politik dan ekonomi Indonesia berada dalam keadaan kacau. Situasi ini dipicu oleh berbagai faktor, terutama:

1. Ketegangan Pasca G30S/PKI

  • 30 September 1965, sekelompok militer yang mengatasnamakan diri Gerakan 30 September menculik dan membunuh enam jenderal TNI Angkatan Darat.
  • Pemerintah menyatakan bahwa PKI (Partai Komunis Indonesia) berada di balik peristiwa tersebut.
  • Reaksi keras muncul dari kelompok anti-komunis, terutama militer dan mahasiswa, yang menuntut pembubaran PKI dan pembersihan pemerintahan dari unsur komunis.

2. Ketidakmampuan Soekarno Mengendalikan Situasi

  • Soekarno masih berusaha mempertahankan posisinya dengan mendukung kebijakan โ€œjalan tengahโ€ dan tidak segera membubarkan PKI.
  • Keadaan semakin genting dengan meningkatnya demonstrasi mahasiswa dan krisis ekonomi yang semakin parah.

3. Demonstrasi Mahasiswa: Tritura (Tri Tuntutan Rakyat)

Pada 10 Januari 1966, kelompok mahasiswa yang tergabung dalam Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI) mengajukan Tri Tuntutan Rakyat (Tritura):

  1. Bubarkan PKI.
  2. Bersihkan kabinet dari unsur-unsur G30S.
  3. Turunkan harga bahan pokok.

Namun, Soekarno tetap bersikeras mempertahankan kebijakan politiknya, termasuk mempertahankan sejumlah tokoh yang dianggap pro-komunis di dalam pemerintahan.

4. Insiden 11 Maret 1966 di Istana Merdeka

  • 11 Maret 1966, terjadi pertemuan kabinet di Istana Merdeka.
  • Saat sidang berlangsung, pasukan bersenjata yang tidak dikenal muncul di sekitar istana.
  • Soekarno merasa terancam dan meninggalkan istana menuju Bogor dengan didampingi dua pejabat tinggi militer, Jenderal Basuki Rachmat dan Jenderal M Jusuf.
  • Di Bogor, Soekarno didatangi tiga jenderal dari Angkatan Darat: Basuki Rachmat, M Jusuf, dan Amir Machmud, yang membawa sebuah dokumen yang kemudian dikenal sebagai Supersemar.

Isi Supersemar

Supersemar memberikan kewenangan kepada Letnan Jenderal Soeharto, selaku Menteri/Panglima Angkatan Darat, untuk mengambil tindakan dalam mengendalikan situasi negara.

Berikut isi pokok dari Supersemar:

  1. Memberikan mandat kepada Soeharto untuk mengambil segala tindakan yang dianggap perlu guna mengamankan stabilitas negara.
  2. Menjamin keselamatan pribadi Presiden Soekarno dan menjaga integritas kepemimpinannya.
  3. Menjamin kelangsungan pemerintahan yang stabil untuk mencegah kehancuran negara akibat gejolak politik.

Meskipun dokumen asli Supersemar hingga kini tidak pernah ditemukan, salinan dan interpretasinya menunjukkan bahwa Soeharto memperoleh kekuasaan penuh untuk mengambil keputusan tanpa harus berkonsultasi dengan Soekarno.

Dampak Supersemar

SEJARAH HARI INI 11 Maret: Lahirnya Supersemar, Pembuka Jalan Soeharto  Ganti Soekarno jadi Presiden - Tribunkaltim.co

Supersemar menjadi langkah awal yang mengubah struktur kekuasaan di Indonesia. Berikut adalah beberapa dampak utama dari surat ini:

1. Pembubaran PKI dan Ormas yang Berafiliasi

  • 12 Maret 1966, satu hari setelah Supersemar, Soeharto segera mengeluarkan perintah untuk membubarkan PKI dan semua organisasi yang terkait dengannya.
  • Aksi ini mempercepat penangkapan dan pembersihan terhadap orang-orang yang diduga sebagai simpatisan PKI.

2. Penangkapan Pejabat Pro-Soekarno

  • Menteri-menteri dalam kabinet Soekarno yang dianggap pro-komunis ditangkap atau dicopot dari jabatannya.
  • Beberapa tokoh penting seperti Subandrio (Menteri Luar Negeri) dan Chaerul Saleh ditahan tanpa proses hukum yang jelas.

3. Pergantian Kabinet dan Peralihan Kekuasaan ke Soeharto

  • Soekarno semakin kehilangan kendali atas pemerintahan setelah Supersemar.
  • Kabinet Dwikora yang dipimpin Soekarno mengalami perombakan, dan posisi strategis diisi oleh orang-orang yang mendukung militer.
  • Tahun 1967, Soekarno secara resmi dilucuti dari kekuasaannya, dan Soeharto ditunjuk sebagai Pejabat Presiden oleh MPRS.

4. Berdirinya Orde Baru

  • Supersemar menjadi dasar legitimasi bagi Soeharto untuk membangun rezim Orde Baru, yang bertahan selama lebih dari 30 tahun.
  • Pemerintah Orde Baru mengadopsi kebijakan yang berbeda dari era Soekarno, terutama dalam hal hubungan dengan Barat dan kebijakan ekonomi yang lebih terbuka terhadap investasi asing.

Kontroversi Seputar Supersemar

Meskipun menjadi dokumen penting dalam sejarah Indonesia, Supersemar tetap penuh dengan misteri pengetahuan dan kontroversi:

1. Hilangnya Dokumen Asli

  • Hingga kini, naskah asli Supersemar tidak pernah ditemukan.
  • Hanya ada beberapa versi yang beredar, dan beberapa sejarawan meragukan keabsahan isinya.

2. Apakah Soekarno Dipaksa Menandatangani Supersemar?

  • Beberapa sumber menyebutkan bahwa Soekarno dipaksa menandatangani Supersemar di bawah tekanan militer.
  • Dugaan lain mengatakan bahwa surat tersebut bisa saja telah direkayasa oleh pihak militer untuk mengamankan kepentingan mereka.

3. Apakah Supersemar Memberikan Kekuasaan Penuh kepada Soeharto?

  • Tidak ada bukti konkret bahwa Soekarno memberikan mandat penuh kepada Soeharto untuk membubarkan PKI dan menangkap para pejabat pemerintah.
  • Beberapa pihak meyakini bahwa Supersemar seharusnya hanya bersifat sementara, bukan sebagai alat untuk menggulingkan Soekarno.

Kesimpulan

Supersemar 1966 adalah dokumen politik yang sangat berpengaruh dalam sejarah Indonesia, karena menjadi pintu masuk bagi Soeharto untuk mengambil alih kekuasaan dari Soekarno dan mendirikan rezim Orde Baru.

Meskipun hingga kini keaslian dan isi sebenarnya dari Supersemar masih diperdebatkan, dampaknya terhadap politik Indonesia sangat nyata:

  • PKI dibubarkan, Soekarno kehilangan kendali, dan Soeharto akhirnya menjadi Presiden Indonesia pada 1968.
  • Supersemar menjadi simbol perubahan dari era Demokrasi Terpimpin menuju era Orde Baru yang lebih otoriter dan militeristik.

Kontroversi mengenai hilangnya dokumen asli Supersemar masih menjadi salah satu teka-teki terbesar dalam sejarah Indonesia. Namun, satu hal yang pasti: Supersemar adalah titik balik yang mengubah sejarah bangsa Indonesia secara drastis.

Baca juga artikel berikut: Pembelajaran Adaptif: Merespons Kebutuhan Belajar Individu

Author

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *