Jakarta, studyinca.ac.id – Buat jurnalis, penulis berita, bahkan content creator sekalipun, istilah teras berita bukanlah hal baru. Tapi jangan salah—meski sering disebut, tak semua benar-benar paham maknanya. Apalagi cara membuatnya jadi tajam dan menggigit.
Secara sederhana, teras berita (lead) adalah bagian awal dari sebuah berita, biasanya satu paragraf atau satu hingga tiga kalimat pembuka. Tapi secara fungsional, teras berita adalah pintu utama. Kalau pintunya nggak menarik, jangan heran kalau pembaca langsung pergi sebelum membaca isi beritanya.
Dalam dunia jurnalistik, teras berita itu seperti umpan pancing. Ia harus cukup tajam untuk menarik perhatian, cukup padat untuk menjelaskan konteks, dan cukup jujur untuk mewakili isi beritanya. Biasanya ditulis dengan pendekatan 5W+1H (what, who, when, where, why, how), tapi… bukan sekadar menjawab semua itu.
Anekdot fiktif:
Bayangin Dita, jurnalis pemula di salah satu media daring. Tulisan pertamanya tentang pemadaman listrik nasional. Tapi lead-nya berbunyi begini: “Kemarin terjadi pemadaman listrik di beberapa wilayah.” Editor langsung komentar: “Gitu doang? Mana urgensinya? Mana ‘gigitannya’?” Padahal isinya bagus, tapi pembuka yang datar membuat pembaca tidak tertarik lanjut.
Nah, dari sinilah kita belajar bahwa menulis teras berita itu bukan cuma soal teknis, tapi juga soal rasa, intuisi, dan storytelling yang pas. Mari kita bongkar elemen-elemennya secara lebih dalam.
Jenis-Jenis Teras Berita dan Kapan Menggunakannya
Tak ada satu formula pasti dalam menulis teras berita. Tapi dalam praktik jurnalistik modern, ada beberapa jenis teras yang umum digunakan, masing-masing dengan karakter dan kegunaannya sendiri.
1. Teras Langsung (Straight Lead / Hard News Lead)
Biasanya dipakai dalam berita-berita faktual dan mendesak, seperti kecelakaan, bencana, peristiwa politik, atau ekonomi. Fokusnya: langsung ke inti peristiwa.
Contoh:
Gempa bumi berkekuatan 6,8 SR mengguncang wilayah Ambon, Maluku, pada Senin pagi dan menelan korban jiwa serta merusak sejumlah bangunan.
2. Teras Tak Langsung (Soft Lead / Feature Lead)
Digunakan dalam berita feature, human interest, atau artikel mendalam. Teras ini boleh bermain dengan narasi, emosi, atau suasana.
Contoh:
Saat langit Jakarta masih gelap dan hujan rintik turun pelan, para pedagang Pasar Senen sudah mulai membuka lapak mereka satu per satu. Tapi pagi itu tak biasa—ada aroma ketakutan yang menggantung di udara.
3. Teras Kutipan (Quotation Lead)
Menggunakan kutipan langsung dari narasumber sebagai pembuka. Efektif bila kutipan tersebut kuat dan relevan.
Contoh:
“Kami hanya butuh listrik kembali menyala, anak-anak ketakutan sepanjang malam,” ujar Siti, warga Mamuju, usai gempa yang mengguncang rumahnya.
4. Teras Pertanyaan (Question Lead)
Dimulai dengan pertanyaan retoris atau provokatif. Tapi harus hati-hati—jangan terlalu klise atau “sok nyentil.”
Contoh:
Apakah kita masih merasa aman tinggal di kota besar, jika banjir bisa datang bahkan tanpa hujan lebat sekalipun?
5. Teras Deskriptif
Membuka berita dengan gambaran suasana atau kondisi tempat. Biasanya digunakan dalam reportase langsung atau berita perjalanan.
Contoh:
Deburan ombak Samudra Hindia terdengar jelas dari bibir Pantai Sawarna. Di atas pasir putih, seorang nelayan tua tampak duduk diam, matanya memandang kapal-kapal yang karam.
Setiap jenis teras punya karakteristik sendiri. Yang penting adalah kecocokan dengan jenis berita yang ingin ditulis. Jangan paksa-paksa membuat teras puitis untuk berita kebakaran. Begitu pun sebaliknya.
Elemen Penting dalam Teras Berita yang Menjual
Menulis teras yang kuat bukan hanya soal gaya, tapi juga tentang substansi dan ketepatan informasi. Berikut beberapa elemen penting yang wajib diperhatikan:
1. Kejelasan (Clarity)
Hindari kalimat ambigu atau jargon yang membingungkan. Teras harus langsung dimengerti tanpa pembaca harus mengulang dua kali.
Salah:
Masyarakat terpantau mulai mengalami gangguan akses daya.
Benar:
Puluhan rumah di Bekasi padam listrik sejak Minggu malam akibat kabel induk terbakar.
2. Keringkasan (Conciseness)
Satu paragraf cukup. Jangan jelaskan semuanya di awal. Simpan detail di badan berita. Tujuan teras adalah mengantar pembaca masuk.
3. Ketepatan Fakta
Hindari spekulasi. Jangan masukkan opini. Pastikan data dan waktu kejadian benar. Terutama untuk berita sensitif.
4. Nilai Berita (News Value)
Pastikan elemen pentingnya sudah masuk: dampak, keterlibatan tokoh, konflik, kejutan, atau hal-hal yang menyentuh emosi pembaca.
5. Sudut Pandang yang Jelas
Kamu menulis sebagai jurnalis, bukan penulis cerpen. Jadi walau naratif, tetap utamakan akurasi dan objektivitas.
6. Nada Bahasa yang Sesuai
Berita kecelakaan tak bisa dibuka dengan nada santai. Begitu pun berita budaya atau feature tak cocok dibuka kaku. Nada bahasa harus menyesuaikan tema dan audiens.
Catatan kecil:
Teras berita yang bagus itu ibarat teaser film—cukup bikin penasaran tanpa membocorkan akhir cerita.
Kesalahan Umum dalam Menulis Teras Berita (Dan Cara Menghindarinya)
Menulis teras berita memang terdengar mudah, tapi di lapangan banyak yang masih tergelincir dalam kesalahan klasik. Mari kita bahas beberapa di antaranya.
1. Membuka dengan Kalimat Klise
“Kemarin, telah terjadi peristiwa yang cukup mengejutkan…”
Kalimat semacam ini sudah usang. Tak ada urgensi. Tak ada nilai tambah. Langsung ke intinya jauh lebih baik.
2. Kebanyakan Informasi Sekaligus
Ada yang memuat semua elemen berita dalam satu kalimat panjang. Hasilnya? Pembaca pusing duluan. Gunakan struktur piramida terbalik secara cerdas—terapkan secara bertahap.
3. Menunda Hal Penting
Beberapa penulis pemula suka “muter-muter” dulu, padahal pembaca butuh tahu apa yang terjadi secepatnya. Misalnya: jangan simpan info soal “kereta terguling” di kalimat keempat.
4. Salah Nada atau Gaya Bahasa
Feature dibuka terlalu kaku, hard news dibuka terlalu santai. Ingat: tiap genre punya keunikan.
5. Menyisipkan Opini
Misalnya: “Sungguh ironis, kota yang katanya ramah lingkungan justru banjir.” Jurnalis tidak berhak menyimpulkan. Biarkan data dan kutipan yang bicara.
Tips Menghindari:
-
Tulis draft kasar dulu, lalu potong dan perhalus.
-
Minta feedback dari rekan penulis.
-
Baca keras-keras, apakah terasa mengalir atau tidak.
-
Bayangkan kamu pembaca: apakah kamu akan tertarik membaca kalimat ini?
Latihan & Studi Kasus Teras Berita dari Berita Aktual
Mari kita lihat beberapa contoh nyata teras berita dari media profesional, lalu kita kupas kenapa mereka efektif (atau tidak).
Contoh 1 (Hard News):
“Sebanyak 12 rumah di Desa Karangsono, Lumajang, ludes terbakar akibat ledakan tabung gas, Kamis dini hari. Tidak ada korban jiwa, namun kerugian diperkirakan mencapai ratusan juta rupiah.”
Kenapa efektif?
Singkat, jelas, mengandung unsur penting: jumlah, tempat, penyebab, waktu, dan dampak.
Contoh 2 (Feature Lead):
“Sinar matahari menyelinap di sela rerimbunan pepohonan saat sekelompok siswa SMP menggenggam sapu lidi. Di Kampung Naga, pelajaran kebersihan bukan sekadar teori di buku pelajaran.”
Kenapa kuat?
Imajinatif, deskriptif, menggugah rasa penasaran pembaca, cocok untuk artikel gaya human interest.
Latihan Buatmu (jika ingin mencoba):
Tulis teras berita dari informasi ini:
-
Sebuah festival musik lokal di Solo dihadiri 15 ribu orang
-
Dua pengunjung pingsan karena cuaca ekstrem
-
Festival berlangsung selama dua hari
Contoh Lead:
Lebih dari 15 ribu orang memadati Lapangan Manahan Solo dalam Festival Musik Rakyat, Sabtu kemarin. Namun, dua pengunjung dilaporkan pingsan akibat suhu ekstrem yang mencapai 36 derajat Celsius.
Penutup:
Menulis teras berita memang butuh latihan, tapi bukan tak mungkin dikuasai. Kuncinya: pahami struktur, pilih gaya yang sesuai, dan gunakan kalimat yang jujur namun menggigit. Karena dari satu paragraf pertama itu, nasib seluruh berita bisa ditentukan—dibaca sampai akhir, atau ditinggalkan di tengah jalan.
Teras bukan sekadar pembuka, tapi janji. Dan janji harus ditepati—dengan tulisan yang kuat, berisi, dan menggugah sejak kalimat pertama.
Baca Juga Konten dengan Artikel Terkait Tentang: Pengetahuan
Baca Juga Artikel dari: Integritas Aparatur Negara: Kunci Sukses Birokrasi
Kunjungi Website Resmi: inca berita